“We travel not to escape life, but for life not to escape us.” – Anonymous
Kalo lihat foto orang sedang pelesiran yang tampak indah, menggiurkan dan bikin iri, sesungguhnya dibalik foto indah tersebut banyak suka duka yang terjadi diluar rencana sang traveler. Hal ini yang seringkali luput dari perhatian sehingga masih saja ada orang yang melontarkan komentar seperti:
“Enak banget ya bisa jalan-jalan, gak mikir hidup yang bikin stress”
Coba deh sejenak berpikir begini:
- Saat traveling, jantung kita tetap berdetak dan nyawa masih di badan atau tidak?
- Saat traveling, apakah kita bernapas, berjalan, makan, minum, melihat, berpikir dan merasakan dengan tubuh kita sendiri atau menjadi tubuh orang lain?
- Saat traveling, jatah hidup kita tetap 24 jam perhari atau tidak?
- Saat traveling, waktu 24 jam perhari berjalan maju atau mundur? Berjalan lebih cepat atau lebih lambat?
Kenyataannya, hidup berjalan sama saja, apakah saat kita traveling atau tidak, yang membedakan adalah bagaimana rasa dan cara kita mengisi dan menjalani hidup. Ibaratnya, makan steak harga 1 juta, pasti akan terasa lebih nikmat saat kita hati lapang dan bahagia daripada saat hati dan pikiran sumpek.
Berarti traveling itu bikin bahagia ya?
Mostly iya, tetapi ada juga yang tidak.
Kok bisa?
Kalo yang traveling itu hanya fisik saja, sementara hati, pikiran dan jiwanya tetap saja berkutat dengan rumitnya hidup, kalo kata orang bule sih “not being present”, hasilnya bisa ditebak; traveling hanya sekedar perjalanan yang melelahkan fisik dan menghabiskan uang. Sayang sekali bukan? Yess, I’ve been there done that.
“Remember that happiness is a way of travel – not a destination.” – Roy M. Goodman
The point is, traveling bukan untuk lari dari kenyataan hidup, justru untuk mengisi dan menjalani hidup dengan cara yang lebih kaya. Kaya karena kita jadi punya cara pandang baru dan lebih luas, networking atau silaturahmi dengan teman dan keluarga baru, pengalaman baru yang seringkali terselip wisdom atau hikmah atas jawaban dari masalah-masalah kita. Jangan lupa membawa serta pikiran, hati dan jiwa untuk ‘hadir’ alias aware selama perjalanan kita.
Sama hal dengan kami berlima, tidak sedikit suka duka kami mulai dari persiapan hingga saat perjalanan kali ini. Apalagi ini bukan sekedar traveling tapi juga sekaligus coaching ala mamak Irma.
“Adventure without risk is Disneyland.” – Doug Coupland
Coaching kali ini kami dibagi tugas dalam 2 team sesuai karakter. Aku dan Ateeh ngurusin itinerary, akomodasi dan transportasi, sementara Tata dan Branti ngurusin keperluan makan, bekal, masak nasi dan air selama perjalanan.
AKOMODASI
Setelah sepakat dengan rute perjalanan kami, aku dan Ateeh mulai browsing berbagai tipe akomodasi di kota London, Birmingham dan Edinburgh. Saat memilih akomodasi, selain pertimbangan lokasi, harga serta foto kamar dan fasilitas penginapan, jangan lupa baca review akomodasi tersebut dari para traveler, kalau perlu hubungi pemiliknya, agar memastikan terms and conditions sudah sesuai.
The Blades Hotel
Address: 122 Belgrave Rd, Victoria, London SW1V 2BL, UK
Phone: +44 20 7976 5552
Ini adalah hotel yang pertama kami tempati saat baru tiba dari Indonesia. Aku booking melalui expedia.com. Ternyata sepanjang Belgrave Rd ini banyak sekali penginapan sejenis, no wonder lah karena deket banget dengan Victoria Coach Station dan Victoria Train Station. Kenapa pilih hotel ini? Karena selain lokasinya, juga karena hotel ini menyediakan kamar untuk 5 orang.
Overall, puas dengan hotel ini karena bersih, kamarnya nyaman, resepsionisnya ramah dan informatif banget, dan sarapan ala English Breakfast luar biasa deh, kenyaaang.
Equity Point London
100-102 Westbourne Terrace, Westminster Borough, London, W2 6QE, United Kingdom
Phone: +442070878001
Ini adalah penginapan kedua yang kami tempati di London saat sebelum kembali ke Indonesia. Sebenarnya penginapan ini diluar rencana kami. Aku dan Ateeh sudah memilih sebuah rumah di daerah Marylebone dan booking melalui airbnb.com. Udah jatuh cinta sama rumah tersebut karena review bagus, tampak bersih dan fasilitas lengkap, pokoknya udah ngebayangin bisa ngerasain tinggal di London kayak orang lokal hahaha. Namun diluar dugaan, sang pemilik/pengelola mengganti terms and conditions secara sepihak sehingga canceled by system.
Terpaksa browsing lagi nyari rumah yang lain tapi udah mahal semua mendekati hari H, sampai akhirnya dipilih penginapan ini via booking.com karena dekat dengan Paddington Station, baca review-nya lumayan bagus dan tampak bersih dari fotonya. Karena tidak tersedia kamar untuk 5 orang, akhirnya dipilih Bed in 8-Bed Female Dormitory Room with En-suite Bathroom.
Kenyataannya, sejak pertama kami menginjakkan kaki di penginapan ini, udah feeling gak enak. Mau pindah hotel tapi kami udah lelah butuh istirahat. Akhirnya tetap menginap disini selama empat malam, walaupun harus berdamai dengan kondisi kamar yang kurang nyaman. Yang cukup menghibur, karena penginapan ini lokasinya strategis, banyak rute bus yang lewat depan hotel, mau ke Kensington Park tinggal jalan kaki aja, sarapan yang disediakan juga cukup.
“Stop worrying about the potholes in the road and enjoy the journey.” – Babs Hoffman
Satu hal penting yang aku perhatikan dari mamak Irma, walaupun kecewa berat dan gak nyaman dengan penginapan kami kali ini (dan aku sempet merasa bersalah banget sama yang lain), tapi mamak gak sampai pindah hotel (which is bisa banget buat mamak, tinggal pilih hotel bagus dan bayar). Instead, mamak tetep gabung dan ikut jalan kemanapun anak-anaknya ngebolang menghabiskan sisa hari kami di UK.
Queens Guest House
45, Queen Street, New Town, Edinburgh, United Kingdom EH2 3NH
Tel: 441312265784 or Email: bookings@queensgh.com
Kami tiba kepagian dan belum waktunya check in, beruntung pengelolanya ramah, kami diperbolehkan titip koper depan kamar tanpa tambahan charge. Hanya, Family Room yang aku booking via agoda.com ternyata kapasitasnya untuk empat tempat tidur dan gak bisa nambah extra bed. Akhirnya, kami diperbolehkan mengisi kamar dan menggunakan fasilitas penginapan untuk lima orang dengan tambahan biaya untuk satu orang, tanpa extra bed.
Kami menginap disini selama dua malam, lokasinya sekitar 15 menit dari Edinburgh Coach Station (atau 30 menit kalau jalannya sambil dorong koper gede plus menggigil kedinginan). Penginapan yang terletak di tengah kota ini sangat memudahkan kami karena tinggal jalan kaki ke kedai kopi, pertokoan dan meeting point Rabbie’s tour. Jangan tanya gimana transportasi dalam kota Edinburgh ya, karena kami gak sempat mencobanya.
Staycity Serviced Apartments Arcadian Centre
Arcadian Centre, Hurst Street, Birmingham, B5 4TD, United Kingdom
Phone: +441216227020
Kalau ditanya penginapan apa yang the best selama perjalanan kami?, maka pilihannya adalah Staycity Serviced Apartments Arcadian Centre Birmingham ini. Walaupun kota Birmingham sendiri gak terlalu berkesan buat kami, tapi menginap di apartemen ini puas banget. Keunggulannya adalah lokasi, bersih, nyaman, luas, bebas pakai dapur, mesin cuci dan setrika gratis, aman, private dan pelayanan yang ramah, value for money deh. Oia, kami juga diberikan upgrade oleh pihak hotel, dari two bedroom apartment with one bathroom menjadi two bedroom apartment with two bathroom, Alhamdulillah.
MAKANAN HALAL
Prinsip kami berlima, dimanapun berada, memastikan konsumsi makanan halal adalah wajib. Gimana kalau saat traveling ke luar negeri yang bukan mayoritas muslim? Banyak cara menyiasatinya, mulai dari bawa bekal hingga browsing dan bertanya toko makanan halal di kota tujuan.
Bawa Bekal dan Memasak
Bawa bekal saat traveling itu gak tabu kok, entah itu perjalanan kelas ekonomi / budget traveler ataupun kelas bisnis. Karena, membawa bekal dari tanah air bukan saja tentang berhemat biaya makan, tapi juga penyelamat disaat kangen masakan rumah.
Lantas bekal apa yang kami bawa? Rice cooker mini dan beras 2.5kg (masing-masing bawa 0.5kg), sambal, kering kentang, dendeng, abon, rendang, mie gelas, kopi instan. Branti dan Tata juga menyiapkan kotak bekal makan, piring, sendok plastik dan juga sabun cair untuk mencuci peralatan makan.
Apakah cukup bawa bekal makan segitu untuk 12 hari perjalanan? Lebih dari cukup sih, karena gak selalu makan bekal dan memasak, ada saatnya kami jajan dan makan di restoran lokal.
Saat di Birmingham, kami sempat belanja bahan makanan dan masak sendiri, karena fasilitas apartemen tersedia dapur lengkap dengan peralatan masak.

Roast
The Floral Hall, Stoney Street, London SE1 1TL
Phone: +44 20 3006 6111
Operation hour: 11.30 – 18.30
Makan disini sebenernya random aja, karena udah kecapekan berkeliling Borough Market dan butuh tempat duduk untuk meluruskan kaki dan menghangatkan tubuh. Setelah bertanya kepada waitress, akhirnya kami memesan beberapa menu makan siang yang aman bagi muslim.
Harga emang gak bohong ya, selain makanannya lezat, tempatnya juga cozy dan bersih. Disini kami ditantang mamak Irma untuk melatih mental kaya, berani gak bayar mahal untuk diri sendiri? Maklum lah, liat menu harganya paling murah 25 poundsterling itu lumayan bikin kenyang duluan hahaha.
Nusa Dua
118-120 Shaftesbury Ave, London W1D 5EP, Inggris Raya
Phone: +44 20 7494 9666
Operation hour: 12.00 – 23.00
Kalo lagi kangen makanan Indonesia seperti bakso, nasi goreng ikan asin, soto dan lain-lain, mampirlah ke daerah Chinatown-nya London. Disini ada salah satu restoran makanan Indonesia yang cukup terkenal di London yaitu Nusa Dua. Selain pilihan menu yang cukup banyak dan enak, kita juga bisa sekalian menunaikan ibadah sholat di mushola yang tersedia.
Harga makanan disini cukup bersahabat, mulai dari 7 poundsterling dan ada menu paket juga.
Poppie’s Fish and Chips
30 Hawley Cres, Camden Town, London NW1 8NP, Inggris Raya
Phone: +44 20 7267 0440
Operation hour: 11.00 – 23.00
Kalo ditanya apa sih makanan khas yang enak di Inggris? Mostly akan jawab fish and chips, dan one of the best adalah di Poppie’s Fish and Chips ini. Gak perlu khawatir karena disini makanannya halal. Selain di Camden, Poppie’s juga ada beberapa outlet di tempat lain. Potongan ikan dan kentangnya guede dan bumbunya pas, kalo lagi gak laper banget, satu porsi bisa untuk dimakan oleh dua orang. Harganya gak terlalu mahal, sekitar 9 poundsterling.
Fatburger and Buffalo’s Express
Unit 3, 10 Jamestown road London
Phone: +44 2072677880
Operation hour:
Monday – Wednesday: 11am – 11:30pm
Thursday – Saturday: 11am – 12am
Sunday: 12pm to 11:30pm
Menemani Ateeh yang penasaran ama Fatburger di outlet Camden yang katanya halal ini, kami akhirnya ikutan order juga dan emang enaakk rasanya, tempatnya juga cozy.
Camden Market Food Stalls
Selain tempat makan sekelas restoran seperti Poppie’s dan Fatburger, di Camden Market juga surganya kuliner tradisional dan murah dari berbagai negara, mulai dari citarasa asia, chinese, india, yunani, mexico, spanyol, italia dan banyak lagi, dengan harga mulai dari 2.5 poundsterling saja.
Mhor Bread and Tearoom
Kami mampir disini saat perjalanan tur Highlands dari Edinburgh. Mobil van berhenti sejenak di Callander dan tour guide kami merekomendasikan bakery ini yang walaupun tokonya gak terlalu besar tetapi selalu rame.
Dari semua roti dan pastry, cobalah aneka pie dan konon yang favorit adalah scotch pie yang hanya bisa kita temukan di daerah Scotland.
Kedai Kopi Costa Coffee, Pret A Manger dan Caffe Nero
Seingatku, selama 12 hari keliling UK, kami gak pernah ngopi di kedai kopi Starbucks selain mampir untuk beli tumbler aja hehehe. Kenapa? Karena disana banyak sekali pilihan kedai kopi dan yang paling favorit adalah Costa Coffee dan Pret A Manger. Saat di Oxford kami sempat mencoba kedai kopi khas Italia yaitu Caffe Nero. Pokoknya, kalau lagi capek jalan dan butuh tempat untuk duduk ngopi, atau sekedar nyari tempat makan yang gak terlalu kenyang sambil ngobrol ngalor ngidul, pilihannya selalu ke Costa atau Pret A Manger.
Yang penasaran sama itinerary kami selama perjalanan kali ini, silakan intip disini ya, semoga summary ini bermanfaat ^_^
“You don’t have to be rich to travel well.” – Eugene Fodor
“A smooth sea never made a skillful sailor.” – English proverb
Related Stories:
Mudah Mengurus Visa Inggris (UK)
One thought on “UK Spring Trip March 2016 (Perjalanan Part 2)”